.

BUKU BANTEN


Judul: Perang, Dagang, Persahabatan; Surat-Surat Sultan Banten - Penulis: Titik Pudjiastuti -Edisi Pertama: Juli 2007
Editor Bahasa: Dewaki Kramadibrata - Perwajahan: Munawar Holil - Penerbit: Yayasan Obor
Buku pratinjau terbatas ini pertama kali dipublikasikan untuk publik oleh Google Books atas persetujuan penerbit yang bersangkutan. Dikompilasi dalam bentuk file ebook berformat PDF oleh Pustaka Ebook Gratis 78 (PG78) untuk memudahkan para pembeli atau pustakawan dalam halmembaca sebelum memutuskan untuk membelinya. Seluruh material yang terkandung dalam ebook ini dilindungi undang-undang sebagaimana yang tercantum dalam dokumen negara UU RI No.12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta. Ebook pratinjau terbatas ini boleh disebarkan luaskan tanpa menghilangkan identitas pemilik hak cipta. Hak cipta ada pada penerbit atau penulis.  PG78 semata-mata hanya sebagai penyedia informasi buku-buku khusus berbahasa Indonesia atau buku-buku berbahasa asing tentang Indonesia yang memiliki koleksi buku pratinjau terbatas dalam database publikasi online gratis dari Google Books. Buku digital pratinjau terbatas ini tidak akan pernah menggantikan buku versi cetaknya yang lebih lengkap, malah mendukung promosinya. Semoga semua bahan bacaan koleksi PG78 ini bermanfaat bagi masyarakat luas di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga dunia perbukuan nasional dapat maju dan berkembang dengan pesat


"Sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di Nusantara pada abad ke 16-17, Banten telah menarik perhatian para peneliti. Sejumlah buku atau artikel yang mengaji Banten dari berbagai sudut pandang keilmuan, seperti sejarah, linguistik, sastra, filologi dan arkeologi telah menjadi bukti perhatian mereka....."
Anda penasaran? Langsung saja baca lengkapnya di sini atau sini

powered by nimusInstitute


 _________________________________________________________________________________


 Ubrug: Tontonan dan Tuntunan
Penulis: Mahdiduri & Yadi Ahyadi - Penerbit: Dinas Pendidikan Provinsi Banten bekerjasama dengan nimusinstitute
2010

Tidak bisa dipungkiri perkembangan kesenian dan sosial-budaya yang berserakan di masyarakat sekarang, merupakan gambaran nyata masyarakat kita tempo dulu, banyak sekali kesenian masyarakat yang menggambarkan sisi historis dan sosial-budaya yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, sedikit terlupakan sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi.

Keberadaan kesenian Ubrug atau kesenian yang lain, belum mendapat tempat dihati pemerintah sebagai khazanah budaya. Bentuk kesenian apapun dapat memberikan informasi penting tentang pola kehidupan dan pemikiran mayarakatnya di zamannya. Penting juga menjadi landasan bagi pelestarian nilai seni-budaya kemasyarakatan yang sedikit demi sedikit terkikis oleh arus budaya asing, bahkan punah diterjang gelombang zaman. Sedikit sekali masyarakat yang mengetahui perkembangan kebudayaan daerahnya, informasi tertulis ataupun audio visual sulit ditemukan di kota-kota. Ini dibuktikan dengan kurangnya kalender event atau kegiatan kebudayaan di Banten yang mengangkat seni pertunjukan, yang sudah dilakukan baru sebatas meninabobokan praktisi kesenian, sehingga banyak komunitas kesenian tradisional terlindas dan akhirnya mati oleh zaman tanpa ada generasi penerusnya.
Silakan download di sini

_________________________________________________________________________________


BUKU WAJIB BAGI YANG INGIN MEMPELAJARI SEJARAH BANTEN                                           
(Ini merupakan buku digital yang saya temukan disaat saya berkelana di dunia maya. Semoga bermanfaat)




TINJAUAN KRITIS 
TENTANG SAJARAH BANTEN
Husein Djajadiningrat


Jika seseorang mempunyai alasan untuk merasa berkewajiban kepada guru-guru besarnya, maka orang itu adalah saya, yang telah menikmati dari para Tuan, guru-guruku yang tinggi pengetahuan, bukan saja menerima pengajaran dan penerangan, melainkan juga secara luas telah mendapat perhatian yang ramah-tamah. Oleh karena itu, pada saat saya akan menutup studi akademis saya ini, dengan senang hati saya meletakkan kewajiban kepada diri saya untuk menyampaikan sepatah kata terima kasih kepada Tuan.

Pada pertama kalinya kepada Tuan SNOUCK HURGRONJE yang tinggi pengetahuan, promotor saya yang saya muliakan. Bantuan yang besar telah Tuan curahkan kepada saya dalam mengusahakan disertasi ini. Oleh anjuran-anjuran Tuan, saya telah berkesempatan untuk mempelajari kumpulan-kumpulan naskah bahasa jawa di London dan Paris; oleh perantaraan Tuan dengan mudah saya telah dapat meminjam naskah-naskah dari Het Batauiaasch Genootschap untuk diselidiki, dan perpustakaan Tuan yang luas itu telah dapat saya pergunakan dengan bebas. Banyak saran-saran yang berfaedah telah saya terima dari Tuan, dan hal ini telah menyebabkan perbaikan pada disertasi ini.

Akan tetapi, bukanlah untuk bantuan yang telah Tuan berikan kepada saya dalam menyusun disertasi ini yang terutama sekali saya merasa berterima kasih kepada Tuan, melainkan untuk kebaikan hati Tuan kepada saya. Pasti jaranglah seseorang berada dalam kedudukan yang sangat menguntungkan berhadapan dengan promotornya sebagai saya berhadapan dengan Tuan. Sejak masa kanak-kanak saya telah dapat menikmati perhatian Tuan yang penuh kemauan baik kepada diri saya. Rumah Tuan senantiasa terbuka bagi saya dan banyak waktu yang menyenangkan dan penuh didikan saya lakukan di rumah Tuan. Oleh Tuanlah pembentukan kesarjanaan saya dipimpin.

Oleh karena pimpinan Tuan inilah, saya, setelah saya mengakhiri studi akademis saya, dengan tiada kekuatiran dapat memasuki hari depan saya selanjutnya.Setiap pernyataan terima kasih, Tuan SNOUCK, hanyalah akan secara lemah saja mencerminkan perasaan saya yang dalam. Kewajiban yang terletak pada saya ke hadapan Tuan, akan saya bawa sepanjang umur. Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.

Tuan OPHUIJSEN yang tinggi ilmu pengetahuan. Bukan saja untuk pelajaran Tuan, cukup juga di atas segala-galanya untuk kemauan baik pribadi Tuan, saya nyatakan kepada Tuan terima kasih saya yang tulus ikhlas. Sekalipun Tuan pada mulanya hampir-hampir sama sekali tidak mengenal saya, Tuan telah sedemikian baik hati untuk mengambil saya dalam keluarga Tuan pada waktu saya tiba di Leiden. Ketika saya sebagai pelajar bukan lagi orang serumah dengan Tuan, melainkan masih berada dalam hubungan anak dan bapak, saya masih selalu dapat menikmati keramah-tamahan yang luar biasa serta penerimaan yang baik sekali dalam lingkungan keluarga Tuan yang menyenangkan itu. Dengan rasa terima kasih saya akan tetap mengenangkan apa yang telah menjadi keharusan saya kepada Tuan.

Tuan SPEYER yang tinggi ilmu. Banyak yang menyebabkan terima kasih saya atas pelajaran Tuan, tidak kurang kewajiban saya untuk perhatian yang selalu Tuan tunjukkan kepada saya. Perkenankanlah saya untuk menyatakan terima kasih saya yang takzim serta ketulusan bagi kedua hal itu. Demikian pula kepada Tuan, Tuan-Tuan JONKER dan NIEUWENHUIS yang tinggi ilmu, sepatah kata terima kasih yang tulus ikhlas untuk pelajaran dan kemauan baik Tuan-tuan.

Dalam kenangan penuh terima kasih, saya peringati Prof. de GOEJE. Selanjutnya saya merasa berkewajiban untuk menyatakan terima kasih saya kepada semua yang dengan cara yang satu dan lainnya telah membantu saya dengan kesediaan pada waktu saya menyusun disertasi saya ini. Nama-nama mereka adalah Tuan-tuan G.P. ROUFFAER, yang telah sedemikian ramah memberikan saya kesempatan untuk menggunakan catatan-catatannya dari penulis-penulis Portugis, hal mana telah memungkinkan saya untuk mengawasi dan menambah, Dr. J. de HULLU, Pembantu Arsiparis pada 's Rijks Archief di 's-Gravenhage, Mr. Dr. Th. W. JUYNBOLL, Adjutor Interpretis Legati Warneriani, Dr. F.W. THOMAS, Pustakawan Perpustakaan Indian Office, E. EDWARDS, Konservator untuk naskah-naskah Ketimuran British Museum, A. CABATON, Dr. G.A.J. HAZEU, Dr. D.A. RINKES, Raden Mas Panji SOSRO KARTONO, dan abang saya yang tertua, yang oleh karena bantuannya telah mempermudah saya dalam meneliti naskah-naskah yang diperlukan.

Tetapi kepada saudara saya ini saya ingin menyatakan terima kasih saya yang tulus, terutama sekali untuk keharusan yang lain, yang lebih besar. Engkau, ACHMAD, telah memberi saya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan saya yang oleh bapak kita telah ditunjukkan arahnya. Sebagai seorang ayah engkau telah memelihara saya. Untuk itu terima kasih saya yang mesra dipersembahkan kepadamu. Selain dari kenang-kenangan kepada orang tua kita, saya persembahkan karya ini dengan rasa terima kasih dan kasih sayang seorang saudara kepadamu.

Akhirnya, perkenankanlah saya menujukan sepatah kata pernyataan terima kasih kepada Tuan-tuan, sahabat-sahabat saya, orang-orang Belanda. Dengan keikhlasan Tuan-tuan telah menerima saya, seorang asing, dalam lingkungan Tuan-tuan. Dengan keramahan menerima tamu yang besar sekali, beberapa orang dari Tuan-tuan telah membukakan pintu rumah orang tua Tuan-tuan untuk saya. Persahabatan Tuan-tuan yang akan saya junjung tinggi selama-lamanya itulah yang menyebabkan saya akan tetap teringat kembali dengan kenang-kenangan yang menyenangkan kepada masa mahasiswa saya. Bene valete et me diligite!

Leiden, 31 Maret 1913.
H. Dj.

download di sini atau sini

_________________________________________________________________________________


NASKAH DRAMA KRAKATOA
Diadaptasi dari novel "Drama Kratakatau" - Karya Kwee Tek Hoay oleh Mahdiduri - Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Banten



Tentunya ada perbedaan gaya penyajian antara karya fiksi dan non fiksi, terlebih jikalau tema yang diusung menyangkut cerita sejarah. Non fiksi menyajikan sejarah sesuai fakta dan data di lapangan, untuk kemudian dirangkum dan susun dalam sebentuk karya tulis yang sifatnya ilmiah. Sedangkan karya fiksi sejarah mengolah data-data yang tersedia dengan mengambil sudut pandang personal dan dipilin dalam alur cerita dan sifatnya dramatik.
Perletusan gunung Krakatau pada 1883, merupakan bencana umat manusia dimana banyak menelan korban dan dampaknya dapat dirasakan di seperempat bumi ini. Kedahsyatan letusan Krakatau menjadi fenomena tersendiri, dan manusia sesudahnya mencoba menjejaki kemungkinan atas apa yang pernah terjadi menjelang, sedang ataupun sesudah perletusan Krakatau. Untuk dijadikan cermin dan bahan pembelajaran bagi generasi yang akan datang.
Saat ini, sudah banyak bentuk dokumentasi yang mengangkat peristiwa itu, mulai dari bentuk film, sandiwara radio, buku bacaan atau naskah drama. Dalam mengangkat peristiwa itu, para ahli menggunakan metode sederhana dengan cara mengumpulkan kesaksian korban hidup, baik berupa catatan harian, cerita lisan ataupun berbentuk gambar (photo). Seperti halnya dalam film berjudul ‘The Last Day’ karya sineas berkebangsaan Australia, mengangkat bencana Krakatau dari catatan harian seorang istri pejabat Belanda. Pendekatan tersebut dilakukan dalam upaya mendapatkan gambaran utuh peristiwa secara emosional maupun empiris.
Adalah Kwee Tek Hoay, seorang penulis Indonesia berdarah Tionghoa yang mencoba mengangkat bencana Krakatau lewat sebuah novel berjudul ‘Drama Krakatau’. Novel itu sendiri didasarkan dari hasil penelitian dia atas korban hidup yang berada di pesisir Banten Selatan. Hal itu nampak dari setting tempat cerita berlangsung. Kehadiran novel tersebut, setidaknya membuka mata pembaca perihal dampak bencana Krakatau di Banten, sekaligus merupakan salah satu karya sastra yang berbicara Banten. Hal menarik lainnya adalah rentang waktu penulisan novel tersebut hanya terpaut 46 tahun dari kejadian, tepatnya novel itu dipublikasi pada tahun 1929. Hal ini memungkinkan tarikan historisnya sangat mendekati realita.
Atas dasar kedekatan waktu itu, saya tertarik untuk melakukan sesuatu. Maka saya mengadaptasi novel tersebut ke dalam naskah drama. Awal ketertarikan saya karena beberapa hal. Pertama Kehadiran novel itu sendiri yang sepertinya luput dari pengamatan masyarakat Banten, setidaknya saya mendapatkan novel tersebut via internet dalam bentuk buku digital. Kedua, budaya membaca masyarakat Banten masih tergolong rendah. Ketiga, Drama (Teater) bisa menjadi media informasi yang menarik, mengingat peristiwa Krakatau disajikan dengan laku dramatik dan mengandung alur cerita.
Pembukuan naskah drama ini dimaksudkan sebagai upaya pengabdian masyarakat lewat media teater, dengan harapan bermanfaat bagi generasi yang akan datang, baik itu dijadikan bahan bacaan ataupun dipentaskan. Adapun tema Krakatau yang diangkat, tak lain agar kita semua menyadari dan waspada bahwa di tengah-tengah kita ada sumber bencana maha dahsyat yaitu gunung merapi Krakatau, yang kapan waktu bisa meletus. Saya haturkan terima kasih pada bapak Kwee Tek Hoay yang telah menginspirasi, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Banten beserta jajarannya, kawan-kawan teater AnonimuS san semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini.
Unduh Bukunya di sini 


__________________________________________________________________________________


PATINGTUNG
Judul: Warisan Tradisi- Penulis: Rohmatul Fajri, S. Pd - Tahun Cetak: 2010
Penerbit: Dinas Pendidikan Provinsi Banten



Sebagai penampilan ekspresif dari penciptanya, kesenian Patingtung mempunyai hubungan yang erat dengan unsur-unsur kebudayaan yang lain. Isi dan bentuk kesenian Patingtung tak dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam 7 (tujuh) unsur pokok kebudayaan di atas. Terutama pada nilai-nilai religi bahwa kesenian Patingtung identik dengan nilai-nilai keislaman yang tak lepas dari sejarah latar belakang kemunculannya yang berkaitan dengan penyebaran Islam di Banten. 
Dari seluruh uraian di atas penulis menilai bahwa hal yang perlu terus diperjuangkan saat ini terutama berkaitan dengan perkembangan kesenian Patingtung di Kabupaten Serang Banten adalah menumbuhkan kesadaran, bahwa kekuatan lokal dapat sangat efektif untuk bekal memasuki global village (desa global) maupun global culture (budaya global). Kenyataan semacam itu hanya mungkin jika tumbuh kesadaran untuk terus-menerus membangun dialog, baik dalam skala personal maupun komunal, antara yang lokal dan yang global, antara yang tradisi dengan yang modern, dengan tendensi untuk saling melengkapi, dan saling memperkaya. Kemampuan dan kesadaran semacam itu hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki kapasitas sebagai knowledgeable artist, seorang seniman yang memiliki kemampuan dan pengetahuan luas. Seorang seniman yang terus memelihara daya kreasi dan semangat inovasi, serta membuka diri terhadap berbagai kemungkinan.  

Ingin tahu lebih lanjut, silakan download di sini


+ komentar + 1 comment

19 November 2018 pukul 10.25

Assalamu'alaikum pak.. nama bapak mirip sama nama guru saya pak di MAN 10 hehe... Makasih banyak pak e-booknya bermanfaat untuk penulisan jurnal saya

Terimakasih Suara Bilarami atas Komentarnya di BUKU BANTEN

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))